KAJIAN AYAT
(Kajian Surat Asy-Syura ayat 36-37)
MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu
Tugas
Bina
Kader (BINDER) Program Tutorial PAI MKDU 2013
Oleh
:
Fikri Yandi Kurniawan 1205999
Raka Dwi Aprian 1205990
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2013
KATA PENGANTAR
Saya mengucapkan syukur
Alhamdulillah kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Sholawat serta salam tidak lupa
kita junjungkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, Tauladan sejati sampai akhir
zaman, sehingga penulis
atau penyusun dapat menyelesaikan makalah Kajian ayat
Surat Asy-Syura 37-38 ini.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan dapat dijadikan sebagai motivasi pembaca untuk mengkaji ayat ini
jauh lebih dalam dari apa yang telah kami kaji.
Bandung, 05 Mei 2013
Penulis
PENDAHULUAN
1.1. Sejarah Surat Asy-Syura
Surat
Asy Syu’ara merupakan surat yang ke 26 di dalam Al Qur’an. Surat Asy Syu’ara
termasuk golongan surat Makkiyah dan surat Asy Syu’ara terdiri dari 227 ayat.
Dinamakan Asy Syu’ara (kata jamak dari Asy Syafir yang berarti penyiar) dan
diambil dari kata Asy Syu’ara yang terdapat pada ayat 224, yang terdapat
pada bagian terakhir surat Asy Syu’ara. Di kala Allah swt secara khusus
menyebutkan kedudukan para penyair arab pada zaman jahiliyah. Para penyair iru
mempunyai sifat yang berbeda jauh dengan para rasul. Karena mereka diikuti oleh
orang sesat dan mereka suka memutar balikan lidah. Mereka tidak mempunyai
pendirian, pendirian mereka tidak sesuai dengan apa yang telah mereka ucapkan.
Sifat-sifat yang demikian tidaklah sekali-kali terdapat pada rasul-rasul. Oleh
karena itu demikian tidak patut bila nabi Muhammad saw dituduh sebagai penyair, dan
Al-Quran dituduh sebagai syair, Al-Quran merupakan wahyu Allah swt, bukan buatan dari manusia
terjadi saling pengaruh, meminjam atau menyerap unsur asing dengan sendirinya
.
1.2. Isi Pokok dari Surat Asy-Syura
1.
Keimanan:
Jaminan Allah swt akan kemenangan
perjuangan rasul- rasul-Nya dan keselamatan mereka. Al Quran benar- benar wahyu
dari Allah swt yang dibawa turun ke dunia oleh Malaikat Jibril a.s.
(Ruuhul amiin); hanya Allah swt
yang wajib disembah.
2.
Hukum-hukum:
Keharusan untuk memenuhi takaran dan timbangan; larangan untuk mengubah syair
yang berisi tentang cacian-cacian, khurafat- khurafat, dan
kebohongan-kebohongan.
3.
Kisah-kisah:
Kisah-kisah Nabi Musa a.s. dengan raja Fir'aun; kisah Nabi Ibrahim a.s. dengan
para kaumnya; kisah Nabi Nuh a.s. dengan para kaumnya; kisah Nabi Shaleh a.s.
dengan para kaumnya (Tsamud); kisah Nabi Hud a.s. dengan para kaumnya (Ad),
kisah Nabi Luth a.s. dengan para kaumnya; kisah Nabi Syu'aib a.s. dengan para
penduduk Aikah.
4.
Dan lain-lain:
Kebinasaan suatu bangsa atau umat yang disebabkan mereka meninggalkan
petunjuk-petunjuk agama islam; tumbuh-tumbuhan yang bermacam – macam dan
beraneka ragam dan perubahan-perubahannya adalah merupakan bukti adanya Tuhan
Yang Maha Esa, dengan adanya
petunjuk-petunjuk Allah swt bagi pemimpin agar berlaku lemah lembut terhadap
para pengikut-pengikutnya; turunnya kitab suci Al Quran dalam berbahasa Arab
dan sudah disebut dalam kitab- kitab suci dahulu.
5.
Sebagian
besar surat Asy Syu’araa’ menerangkan tentang kisah para nabi-nabi dengan para
umatnya masing-masing. Mereka mengalami penderitaan dan permusuhan dari para
kaumnya, tetapi pada akhirnya mereka mendapatkan kemenangan, dan lawan-lawan
yang mereka hadapi mengalami kehancuran. Kisah-kisah ini diceritakan oleh Allah
swt untuk menghibur hati Rasulullah s.a.w. dan para kaum muslimin; karena kelak
mereka akan mendapat kemenangan sebagaimana para rasul pada zaman dahulu.
BAB II
PEMBAHASAN SURAT ASY-SYURA AYAT
36-37
2.1 Surat
Asy-Syura ayat 36-37
Maka sesuatu yang diberikan
kepadamu, itu adalah kenikmatan hidup di dunia; dan yang ada pada sisi Allah
lebih baik dan lebih kekal bagi orang-orang yang beriman, dan hanya kepada
Tuhan mereka, mereka bertawakkal.
Dan (bagi) orang-orang yang
menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji, dan apabila mereka marah
segera memberi maaf.
2.2 Makna
dan Kandungan ayat
Dalam
ayat tersebut Allah SWT menjamin kepada orang yang beriman dan bertawakal
kepada Allah, maka Allah tidak hanya memberikan mereka kenikmatan didunia
tetapi juga diakhirat dimana kenikmatan di dunia akhirat tidak seperti
kenikmatan didunia yang hanya sementara. Diakhirat Allah memberikan nikmat yang
lebih baik dan kekal abadi.
Orang-orang yang beriman
dan bertawakal akan senantiasa menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji.
Dalam ayat 37 Allah menyebutkan salah satu cirri orang beriman dan bertawakal
yaitu ketika mereka merasa marah dan kesal pada seseorang atau sekelompok orang
maka ia akan senantiasa memberikan maaf kepada mereka karena orang-orang yang
beriman bukan lah orang-orang yang pendendam.
Pengertian iman
adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan
dengan tindakan (perbuatan).
Dengan demikian, pengertian iman kepada Allah adalah membenarkan dengan hati
bahwa Allah itu benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan
kesempurnaanNya, kemudian pengakuan itu diikrarkan dengan lisan, serta
dibuktikan dengan amal perbuatan secara nyata.Berdasarkan sumber hukum islam, terdapat beberapa ciri orang-orang yang
beriman/mukmin, yaitu :
1. Mencintai Allah diatas segala-galanya.
2. Ketika mendengar atau menyebutkan nama Allah
begetar hatinya.
3. Percaya kepada-Nya, Rasulullah, diri sendiri
dan orang lain.
4. Hidupnya tenang dan terhindar dari kegelisahan.
5. Selalu menjaga persaudaraan sesame umat islam.
6. Menjauhi sikap egois dan menghargai orang lain
atas kekurangan maupun kelebihannya.
7. Berusaha untuk menegakkan kebenaran dan
menghapus kejahatan.
8. Hidup yang seimbang antara kehidupan duniawi
dan akhirat serta tidak mudah putus asa.
9. Senantiasa memakmurkan masjid dan mendalami
ajaran islam.
Pengertian Tawakal secara istilah adalah rasa
pasrah hamba kepada allah swt yang di sertai dengan segala daya dan upaya
mematuhi, setia dan menunaikan segala pertintahNya. Orang yang mempunyai
sikap tawakal akan senantiasa bersyukur jika mendapatkan suatu keberhasilan
dari usahanya. Hal ini karena ia menyadari bahwa keberhasilan itu di dapatkan
atas izin dan kehendak Allah. Sementara itu, jika mengalami kegagalan orang
yang mempunyai sifat tawakal akan senantiasa merasa ikhlas menerima keadaan
tersebut tanpa merasa putus asa dan larut dalam kesedihan karena ia menyadari
bahwa segala keputusan allah pastilah terbaik.
Sebuah aktivitas bisa di kategorikan menggunakan prinsip
tawakal apabila terdapat 4 unsur, yaitu sebagai berikut :
1.
Mujahadah, artinya sungguh sungguh dalam melakukan
suatu pekerjaan, artinya tidak asal asalan. Contohnya, sebagai pelajar,
belajarlah sungguh sungguh agat dapat memperoleh prestasi yang baik.
2.
Doa, artinya walaupun kita sudah melakukan upaya
mujahadah (sungguh-sungguh) kita pun harus tetap berdoa memohon kepada Allah
subhanahu wa ta’ala
3.
Syukur, artinya apabila menemukan keberhasilan kita
harusmensyukurinya. Prinsip ini perlu kita punya. Jika tidak, kita akan menjadi
orang yang sombong atau angkuh (kufur nikmat).
4.
Sabar, Artinya tahan uji menghadapi berbagai cobaan
termasuk hasil yangtidak memuaskan (kegagalan). Sabar tidak berarti diam dan
meratami kegagalan, tetapi sabar adalah instropeksi dan bekerja lebih baik agar
kegagalan tidak terulang
Contoh dari perilaku tawakal :
“Ali dan Aisyah akan menghadapi ujian semester, mereka berdua
belajar dengan tekun, mengadakan belajar bersama, bahkan ikut bimbingan
belajar, dengan harapan nilai baik, ketika ujian tiba mereka mengerjakan dengan
sungguh-sungguh dan tidak lupa berdoa kepada Allah SWT, setelah mereka berusaha
dan berdoa maka mereka bertawakal kepada Allah SWT.”
BAB III
SIMPULAN
Jadi, kesimpulan yang dapat kita
tarik dari Surat Asy-Syura Ayat 36-37 yaitu Kita sebagai manusia yang memeluk
agama Islam diwajibkan menjadi orang-orang yang beriman dan bertawakal, karena
Allah telah menjamin kepada mereka orang-orang yang beriman dan bertawakal akan
diberikan nikmat didunia dan diakhirat, dimana Allah telah mengatakan nikmat di
akhirat jauh lebih baik dan kekal abadi. Orang yang beriman dan bertawakal
senantiasa menjauhi segala dosa-dosa dan perbuatan keji serta perbuatan yang
dapat mengurangi kualitas iman kita. Ketika mereka merasa marah ataupun kesal,
orang yang beriman akan senantiasa memberikan maaf, karena orang yang beriman
bukan lah seorang yang pendendam.
DAFTAR PUSTAKA
Luthfi, Saiful (2012). Makna dan Istilah Surat dalam Al-Qur’an [online].
Terseda : http://makna-istilah-alquran.blogspot.com/2013/02/surat-asy-syuara.html
Hudin, Rahmad (2010). Isi Kandungan Ayat-ayat Al-Qur’an [online].
Tersedia : http://rahamd-udien.blogspot.com/2011/06/agama-isi-kandungan-dari-setiap-surat.html
Kitab
Suci Al-Qur’an [online].
Tersedia : http://darulhuffadh.or.id/quran/42?sort=desc&order=Ayat&page=1
Al-Qur’an Online [online].
Tersedia : http://quran.insanislam.com/surat/asy-syura/hal-4.htm
Tim Dosen PAI Universitas Pendidikan Indonesia
(2012). Pendidikan Agama Islam.
Bandung. Value Press Bandung
Media Berdakwah Islam. Pengertian Tawakal Kepada Allah [online].
Tersedia : http://infodakwahislam.wordpress.com/2013/02/24/pengertian-tawakal-kepada-allah-swt/
0 comments:
Post a Comment