MAKALAH
Disusun untuk memenuhi salah satu
tugas
Mata kuliah
Logika Informatika
Disusun oleh :
Medy Heliansyah (1206013
Nurhayati (1206001)
Odhid Pratama (1205998)
Raka Dwi
Aprian (1205990)
Sulastri Oktaviani (1205995)
PROGRAM
STUDI ILMU KOMPUTER
FAKULTAS
PENDIDIKAN MATEMATIKA
DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN
INDONESIA
BANDUNG
2013
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah,
puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rezeki, rahmat, dan karunia-Nya.
Sholawat serta salam tidak lupa kita junjungkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, sebagai tauladan umat manusia hingga akhir jaman.
Terima kasih juga kami ucapkan juga kepada
1.
Bapak Drs. Eka Fitrajaya Rahman, M.T.
selaku Dosen pembimbing dalam mata kuliah Logika Informatika.
2.
Orang tua penulis yang tidak
henti-hentinya memberikan dukungan serta doanya.
3.
Dan, semua pihak yang terlibat dalam proses
pembuatan makalah ini hingga bisa terselesaikan.
Sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Aturan Kalimat dalam Logika Informatika”.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga tulisan ini dapat memberi manfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan serta sumbangan ilmu yang sebesar-besarnya terhadap penulis dan
pembaca.
Bandung, 31Juli 2013
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL.............................................................................. i
HALAMAN
KATA PENGANTAR...................................................... ii
HALAMAN DAFTAR ISI.................................................................... iii
HALAMAN DAFTAR ISI.................................................................... iii
PEMBAHASAN
1.
Defenisi Kalimat......................................................................... 1
2.
Interpretasi.................................................................................. 5
3.
Perluasan
Interpretasi.................................................................. 7
4.
Aturan Sematik........................................................................... 8
PEMBAHASAN
A.
Defenisi Kalimat
Kalimat adalah kumpulan kata yang disusun menurut
aturan tata bahasa dan mengandung arti. Dalam ilmu matematika, bahasa
komunikasinya disebut dengan kalimat matematika yaitu kalimat yang menggunakan
lambing-lambang matematika. Kalimat dibedakan menjadi 2 yaitu :
a.
Kalimat Berarti
Yaitu kalimat yang didalamnya dapat ditarik suatu
pengertian yang masuk akal (logis) dan memiliki arti dalam pikiran. Contoh :
1.
Matahari
terbenam dari arah barat.
2.
Ular adalah
hewan melata.
b.
Kalimat Tak
Berarti
Yaitu kalimat yang tidak bisa diterima oleh akal sehat
(tidak logis). Contoh :
1.
Sapi menari
tidur minum.
2.
8 + 9 matahari
tersenyum bangun.
Kalimat berarti dibagi menjadi dibedakan menjadi dua
bagian, yaitu : Kalimat Pernyataan dan Kalimat bukan Pernyataan.
a.
Kalimat
Pernyataan
Adalah kalimat yang validasi nilai kebenarannya sudah
dapat dibuktikan yaitu bernilai benar atau bernilai salah. Kalimat pernyataan
dapat disebut juga dengan kalimat deklaratif ataupun statemen.
Contoh :
1.
Palembang
Ibukota provinsi Sumatera Selatan (Benar)
2.
4 – 5 = 3
(salah)
b.
Kalimat bukan
Pernyataan
Adalah kalimat yang validasi nilai kebenarannya belum
dapat dibuktikan. Jenis dari kalimat ini adalah kalimat perintah, kalimat
terbuka, dan kalimat pertanyaan. Contoh :
1.
5 x 2x = 19
(kalimat terbuka)
2.
Cepatlah, nanti
kamu terlambat..!! (kalimat perintah)
3.
Sejak kapan kamu
suka makan apel ? (kalimat Pertanyaan)
Ada beberapa aturan kalimat dalam logika proposional
yang dibangun dari proposisi-proposisi dengan menggunakan “Ikatan Proposisi”
antara lain :
“NOT, AND, OR, IF-THEN, IF-AND-ONLY, IF-THEN-ELSE”
Aturan
pembentukan kalimat proposisional yaitu :
1.
Setiap proposisi
adalah kalimat (Sentence)
2.
Apabila X adalah
sudatu kalimat maka demikian juga negasinya (NOT X)
3.
Apabila X dan Y
adalah suatu kalimat maka demikian juga konjungsinya yaitu ( X AND Y ).
4.
Apabila X dan Y
adalah suatu kalimat maka demikian juga disjungsinya yaitu ( X OR Y ).
5.
Apabila X dan Y
adalah kalimat maka demikian juga
implikasinya yaitu ( IF X THEN Y ). Selanjutnya X disebut “antecendent” dan Y
disebut “consequent” dari IF X THEN, kalimat IF Y THEN P disebut “konvers” dari
IF X THEN Y; IF NOT X THEN NOT Y disebut “invers” dari IF THEN Y, dan IF NOT Y
THEN NOT X disebut “kontraposisi” dari IF X THEN Y.
6.
Apabila X dan Y
adalah kalimat maka demikian juga dengan ekuivalensinya (equivalence), yaitu :
( X IF AND ONLY IF Y )
7.
Apabila X, Y dan
Z adalah suatu kalimat demikian juga dengan kondisionalnya, yaitu : ( IF X THEN
Y ELSE Z).
- Negasi (not -)
Aturan negasi membalik nilai kebenaran dari suatu pernyataan. Misalnya
- X = true ; not X = false
- Y = false ; not Y = true - Konjungsi (- and -)
Merupakan hubungan dimana setiap nilai pernyataan harus benar baru kalimat tersebut dinyatakan benar.
X
|
Y
|
X and Y
|
true
|
true
|
True
|
true
|
false
|
False
|
false
|
true
|
False
|
false
|
false
|
False
|
- Disjungsi (- or -)
Merupakan aturan dimana bila salah satu pernyataan benar maka kalimat tersebut juga benar.
X
|
Y
|
X or Y
|
true
|
true
|
True
|
true
|
false
|
True
|
false
|
true
|
True
|
false
|
false
|
false
|
- Implikasi (if – then -)
Aturan dimana setiap pernyataan anteseden benar harus memiliki konsekuen benar baru kalimat itu dinyatakan benar, dan bila anteseden salah maka kalimat itu benar untuk setiap keadaan konsekuen.
X
|
Y
|
if X then Y
|
true
|
true
|
True
|
true
|
false
|
False
|
false
|
true
|
True
|
false
|
false
|
True
|
- Equivalensi (if – and only if
-)
Aturan equivalensi bernilai benar bila pernyataan antesenden tepat sama nilai kebenarannya dengan konsekuennya.
X
|
Y
|
If X and only if Y
|
true
|
true
|
True
|
true
|
false
|
False
|
false
|
true
|
False
|
false
|
false
|
True
|
- Kondisional (if – then – else
-)
Aturan kondisional memiliki dua konsekuen. Mirip dengan implikasi bila antesenden bernilai benar maka aturan implikasi dengan konsekuen pertama yang menentukan nilai kebenaran kalimat, sebaliknya bila antesenden bernilai salah maka aturan implikasi negasi antesenden dengan konsekuen kedua yang menentukan nilai kebenaran kalimat.
X
|
Y
|
Z
|
if X then Y else Z
|
true
|
true
|
true
|
True
|
true
|
true
|
false
|
True
|
true
|
false
|
true
|
False
|
true
|
false
|
false
|
False
|
false
|
true
|
true
|
True
|
false
|
true
|
false
|
False
|
false
|
false
|
true
|
True
|
false
|
false
|
false
|
False
|
B. Interpretasi Kalimat
Interprestasi
adalah pemberian (assignment) nilai kebenaran (true atau false) pada setiap
simbol proposisi dari suatu kalimat logika. Sebagai contoh, perhatikan kalimat
:
NOT X OR Y
Salah satu interprestasi untuk
kalimat di atas memberi nilai false ke X dan nilai true ke Y.
interprestasi terhadap nilai X dan Y dapat
ditulis:
X ß FALSE
Y ß TRUE
Semua kemunculan dari suatu simbol
proposisional dalam kalimat logika akan diberi nilai sama oleh suatu
interprestasi yang diberikan, sebagai contoh kalimat:
NOT X AND (NOT Y) OR X
Dua kemunculan X
masing-masing akan diberi nilai sama. Demikian juga kemunculan terhadap
proposisi Y.
Interpretasi pada logika proposisi adalah pemberian nilai
kebenaran pada semua variabel yang meliputi :
- Untuk setiap konstanta a dalam himpunan, elemen
- Untuk setiap variabel x dalam himpunan, elemen x 1
- Untuk setiap simbol fungsi f dengan jumlah parameter n dalam himpunan, fungsi f1(d1, d2, ... dn); fungsi f1 didefinisikan dengan argument d1, d2, .... dn dalam D, dan nilainya f1(d1, d2,.... dn dalam D)
- Untuk setiap simbol predikat p dengan jumlah parameter n dalam himpunan, relasi pi(d1, d2, .... dn); relasi pi didefinisikan dengan argumen d1, d2, .... dn dalam D dan pi(d1, d2, .... dn) dan dapat bernilai benar atau salah.
- Untuk setiap konstanta a dalam himpunan, elemen
- Untuk setiap variabel x dalam himpunan, elemen x 1
- Untuk setiap simbol fungsi f dengan jumlah parameter n dalam himpunan, fungsi f1(d1, d2, ... dn); fungsi f1 didefinisikan dengan argument d1, d2, .... dn dalam D, dan nilainya f1(d1, d2,.... dn dalam D)
- Untuk setiap simbol predikat p dengan jumlah parameter n dalam himpunan, relasi pi(d1, d2, .... dn); relasi pi didefinisikan dengan argumen d1, d2, .... dn dalam D dan pi(d1, d2, .... dn) dan dapat bernilai benar atau salah.
Untuk
suatu ekspresi E dalam predikat logika, suatu interpretasi I dikatakan
interpretasi jika I memberikan nilai untuk setiap symbol bebas dari E, yaitu
untuk setiap konstanta, fungsi dan simbol predikat dan setiap variabel bebas pada E :
Contoh :
Contoh :
Diberikan kalimat :
E :
IF P (x, f(x)) THEN (for some y) p(a,y)
Catatan bahwa E memiliki variable bebas.
I adalah interpretasi untuk E pada domain bilangan
real, dimana :
a = akar 2
x = pi
f adalah fungsi “bagi dengan 2” (yaitu fi (d) = d/2)
p adalah relasi “lebih besar atau sama dengan” (yaitu
pi (d1,d2) adalah d1>=d2)
Maka kalimat tersebut dengan interpretasi I berarti :
IF pi
> = pi/2
THEN bilangan real d
Sehingga akar 2 >= d
Catatan bahwa interpretasi tidak memberikan nilai
untuk variable y, dimana y variable terikat tetapi tidak bebas dalam E.
C. Perluasan Interpretasi
Diberikan Interpretasi II pada domain D.
Untuk suatu variable x dan
elemen domain D, perluasan interpretasi.
< x ← d > o I
I adalah interpretasi pada D
dimana :
a. Variabel x diberi elemen domain d
b. Setiap variable y diberi elemen domain yI, dengan nilai I. (Jika y
tidak
mempunyai nilai pada I, maka tak
ada nilai pada < x ← d > o I ).
Untuk konstanta a ( atau
symbol fungsi f atau symbol predikat p, dan seterusnya ) dan untuk suatu elemen
domain d (atau fungsi k atau relasi r pada D ), perluasan interpretasi adalah :
< x ← d > o I
Catatan :
Interpretasi I (bukan perluasan interpretasi, disebut
juga interpretasi murni) dapat mempunyai beberapa nilai untuk symbol x (atau
a,f atau p).
D. Aturan Sematik
Adalah suatu aturan yang digunakan untuk
menentukan “truth value” dari suatu sentence, yaitu :
1. Negation Rule(Aturan NOT)
X
|
NOT X
|
True
|
False |
False
|
True
|
2. Conjunction Rule(Aturan AND)
X
|
Y
|
X AND Y
|
True |
True
|
True
|
True
|
False
|
False
|
False
|
True
|
False
|
False
|
False
|
False
|
3. Disjunction Rule(Aturan OR)
X
|
Y
|
X OR Y
|
True |
True
|
True
|
True
|
False
|
True
|
False
|
True
|
True
|
False
|
False
|
False
|
Sifat-sifat aljabar logika untuk konjungsi dan disjungsi
a.
Hukum
Idempoten
pvp =
p
pLp = p
b.
Hukum
Komutatif
pvq =
qvp
pLq = qLp
c.
Hukum
Assosiatif
(pvq)v r = pv(qvr)
(pLq) Lr =
pL(qLr)
d.
Hukum
Distributif
pv(qLr) = (pvq)
L
(pvr)
pL(qvr) = (pLq) v (pLr)
e.
Hukum
Identitas
pv
False = p
pLTrue = p
pv
True = True
pL False =
False
f.
Hukum
Komplemen
pv
not p = True
pLnot p = False
not (not p) = p
g.
Hukum De
Morgan
Negasi
dari konjungsi dan disjungsi:
not (pvq) = not p L not q
not (pLq) =
not p v not q
4.
Implication Rule (Aturan IF-THEN)
Implikasi
bernilai “salah” bila anteseden benar dan konsekuen salah.
X
|
Y
|
IF
X THEN Y
|
True |
True
|
True
|
True
|
False
|
False
|
False
|
True
|
True
|
False
|
False
|
True |
Jika
(XàY) adalah implikasi, maka :
(XàY)
adalah konvers
(not
Xànot Y) adalah invers
(not
Yànot X) adalah kontraposisi
Jika (XàY) bernilai
benar, maka:
belum
tentu (Y
à
X), (not X à not Y),
(not
Y à
not X) bernilai benar.
5.
Equivalence Rule(Aturan IF -AND ONLY IF -)
Biimplikasi
bernilai “benar”, jika penyusun proposisi bernilai sama
X
|
Y
|
X IF AND ONLY IF Y
|
True |
True
|
True
|
True
|
False
|
False
|
False
|
True
|
False
|
False
|
False
|
True |
6.
Conditional Rule(Aturan IF–THEN-ELSE)
Jika X bernilai
benar maka Y berlaku
Jika X
bernilai salah maka Z
berlaku
X
|
Y
|
Z
|
IF X THEN Y ELSE Z
|
True |
True
|
True
|
True |
True |
True
|
False
|
True |
True |
False
|
True
|
False
|
True
|
False
|
False
|
False
|
False
|
True
|
True
|
True
|
False
|
True
|
False
|
False
|
False
|
False
|
True
|
True
|
False
|
False
|
False
|
False |
DAFTAR PUSTAKA
Fatman,
Yenni (2012) Sintak dan Sematik Pada Logika Preposisi [Online]
Tersedia :
http://www.slideshare.net/AnisaMaulina/matematika-logika-kalkulus-proposisi-bagian-1-oleh-yeni-fatman-st [Tanggal
Akses : 31 Juli 2013]
Kusniyati, Harni (2012) Modul Logika Matimatika
[Online]
Tersedia :
[Tanggal Akses : 31 Juli 2013]
Referensi Website Lainnya :
http://elearning.amikom.ac.id/index.php/download/materi/190302096-DJ060-52/1.
[Tanggal Akses : 30 Juli 2013]
http://utuhkaciput.wordpress.com/2011/03/07/makalah-logika-pembahasan-part-i/[Tanggal Akses : 01 Agustus 2013]
[Tanggal Akses : 01 Agustus 2013]
[Tanggal Akses : 31 Agustus 2013]
0 comments:
Post a Comment